Selasa, 20 April 2010

IHSG Kembali Dekati Level 2900

Indeks saham berhasil rebound mendekati level 2.900, setelah kemarin anjlok cukup dalam. Investor kembali memburu saham-saham unggulan yang telah terkoreksi wajar. Salah satunya dari grup Astra.
Pada perdagangan Selasa (20/4), Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 50,845 poin (1,79%) ke level 2.891,270. Indeks saham unggulan LQ 45 juga naik 10,828 poin (1,97%) ke level 560,448.
Indeks saham sepanjang perdagangan melaju di teritori positif. Dibuka di level 2.861, indeks terus bergerak naik hingga pada sesi siang bertengger di 2.875. Maraknya aksi beli atas saham unggulan mengangkat bursa hingga akhirnya ditutup di 2.891.
Seorang pengamat pasar modal mengatakan, IHSG berhasil rebound setelah pada perdagangan sebelumnya terpuruk di area negatif. Pelemahan teknikal yang mengiringi turunnya bursa kemarin, dimanfaatkan pelaku pasar untuk kembali mengkoleksi saham-saham unggulan.
Sentimen positif lain berasal dari naiknya harga minyak mentah ke level US$82 per barel dan penguatan nilai tukar rupiah ke level 9.015 per dolar AS. Investor mengabaikan kasus Goldman Sachs, yang sempat meluluhlantakkan bursa kemarin.
Perdagangan di Bursa Efek Indonesia cukup ramai, dimana volume transaksi tercatat sebesar 5,365 miliar lembar saham, senilai Rp 4,228 triliun dan frekuensi 116.775 kali. Sebanyak 174 saham naik, 54 saham turun dan 65 saham stagnan.
Asing mencatatkan transaksi jual bersih (Foreign Net Sell) sebesar Rp78 miliar, dengan rincian adalah transaksi beli bersih mencapai Rp1,097 triliun dan transaksi jual bersih sebesar Rp1,176 triliun.
Semua sektor terpantau menguat, dimana sektor finansial memimpin kenaikan sebesar 2,6%. Diikuti sektor aneka industri 2%, tambang dan properti 1,8%. Demikian pula sektor konsumsi yang naik 1,6%, disusul manufaktur dan perkebunan 1,5%, perdagangan 1,3%, infrastruktur 1% serta sektor industri dasar 0,9%.
Saham dari grup Astra mencatatkan penguatan. Seperti saham Astra Otoparts (AUTO) naik Rp 950 ke Rp 9.450, Astra International (ASII) naik Rp 800 ke Rp 43.900, United Tractors (UNTR) naik Rp 450 ke Rp 19.600 dan Astra Agro Lestari (AALI) naik Rp 300 ke level Rp 23.500.
Beberapa emiten yang menguat antara lain Gudang Garam (GGRM) naik Rp 400 ke Rp 27.500, London Sumatra (LSIP) naik Rp 400 ke Rp 9.700, International Nickel Indonesia (INCO) menguat Rp 275 ke posisi Rp 5.150, Bank Danamon (BDMN) yang naik Rp 250 ke level Rp 5.500, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang terangkat Rp 250 ke level Rp 8.350, Indofood Sukses Makmur (INDF) naik Rp 125 ke posisi Rp 3.850 dan Bank Mandiri (BMRI) yang naik Rp100 ke Rp5.200.
Sedangkan emiten-emiten yang melemah antara lain Bayan (BYAN) turun Rp 200 ke Rp 5.900, Intiland (DILD) turun Rp 100 ke Rp 1.080, Japfa Comfeed (JPFA) turun Rp 30 ke Rp 1.570, Samudera Indonesia (SMDR) turun Rp 25 ke Rp 3.575.
Penguatan indeks terjadi di tengah variatifnya bursa regional. Indeks Shanghai di China turun tipis 0,76 poin (0,03%) ke level 2.979,53, indeks Hang Seng di Hong Kong naik 218,21 poin (1,02%) ke level 21.623,38, indeks Nikkei-225 Jepang turun tipis 8,09 poin (0,07%) ke level 10.900,68 dan indeks Straits Times terangkat 20,44 poin (0,69%) ke posisi 2.981,37. (Sumber : inilah.com)

Kamis, 15 April 2010

IHSG cetak rekor baru

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya berhasil menutup perdagangan di atas level 2.900 setelah 2 kali gagal pada pekan kemarin. Kenaikan ditopang oleh penguatan saham unggulan hampir di semua sektor.IHSG dibuka naik tipis ke level 2.885,116 dan langsung menguat tajam ke level 2.913,718, naik 28 poin dari penutupan kemarin di level 2.885,015.Penguatan tajam IHSG di awal perdagangan dipicu oleh aksi pembelian masif atas hampir seluruh saham-saham unggulan.
Namun penguatan tak bertahan lama, aksi jual selektif membuat laju kenaikan IHSG mengendur dan kembali nyemplung ke bawah level 2.900.Pada perdagangan sesi II, IHSG sempat kembali menembus level 2.900, namun daya beli yang ada tak cukup kuat untuk mempertahankan level IHSG.Aksi jual selektif kembali mendera saham-saham unggulan dan kebanyakan saham-saham lapis dua yang sudah mengalami kenaikan cukup tinggi selama beberapa waktu terakhir.Sejumlah saham unggulan yang bergerak di zona merah didominasi saham-saham sektor perkebunan dan perbankan seperti Astra Agro (AALI), Lonsum (LSIP), Sampoerna Agro (SGRO), BRI (BBRI), BCA (BBCA).
Sedangkan yang menguasai zona hijau adalah saham-saham sektor tambang dan konsumsi seperti Indo Tambang (ITMG), Inco (INCO), Gudang Garam (GGRM), Unilever (UNVR), Semen Gresik (SMGR) dan sebagainya.Saham-saham lapis dua mulai banyak menerima tekanan jual, sehingga ikut memberikan tekanan pada IHSG. hal itu terlihat dari rasio kenaikan indeks LQ45 yang lebih besar dari kenaikan IHSG.
Pada perdagangan 6 dan 7 April 2010, IHSG juga sempat menembus level 2.900, namun akhirnya ditutup di bawah level 2.900. Untungnya, hari ini IHSG berhasil ditutup di atas level 2.900 yang berarti IHSG berhasil mencetak rekor baru.Aktivitas investor asing juga didominasi aksi beli sebesar Rp 1,526 triliun, sedangkan transaksi jual asing sebesar Rp 1,353 triliun. Nilai transaksi beli bersih asing (foreign net buy) sebesar Rp 173,283 miliar.Pada perdagangan Kamis (15/4/2010), IHSG ditutup naik 15,515 poin (0,53%) ke level 2.900,530. Indeks LQ 45 juga naik 3,500 poin (0,62%) ke level 562,474.Perdagangan berjalan sangat ramai dengan frekuensi transaksi di seluruh pasar mencapai 148.652 kali pada volume 6,518 miliar lembar saham senilai Rp 5,337 triliun. Sebanyak 119 saham naik, 94 saham turun dan 90 saham stagnan.Bursa-bursa Asia didominasi penguatan.
Indeks Shanghai turun 1,217 poin (0,04%) ke level 3.164,96.
Indeks Hang Seng naik 36,39 poin (0,16%) ke level 22.157,82.
Indeks Nikkei-225 naik 68,89 poin (0,61%) ke level 11.273,79.
Indeks Straits Times turun 2,18 poin (0,07%) ke 3.017,56.
Saham-saham paling aktif yang naik harganya di top gainer antara lain Merck (MERK) naik Rp 1.500 ke Rp 74.500, Indo Tambang (ITMG) naik Rp 1.200 ke Rp 39.250, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 800 ke Rp 28.300, United Tractors (UNTR) naik Rp 300 ke Rp 19.200, Unilever (UNVR) naik Rp 300 ke Rp 12.600.Sedangkan saham-saham paling aktif yang turun harganya antara lain Hero Supermarket (HERO) turun Rp 500 ke Rp 5.500, BRI (BBRI) turun Rp 300 ke Rp 8.200, Indospring (INDS) turun Rp 250 ke Rp 2.800, Astra Agro (AALI) turun Rp 150 ke Rp 24.200, Goodyear (GDYR) turun Rp 100 ke Rp 13.900. (Sumber : detik.com)

Daftar 25 Saham Small Medium Enterprises (SME)-Pefindo

Berikut ini adalah daftar saham PEFINDO 25 SME Index. Yaitu saham-saham UKM yang masuk dalam index Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) :

1. PT Yanaprima Hastaprada Tbk (YPAS).
2. PT Jaya Pari Steel Tbk (JPRS).
3. PT Cowell Development Tbk (COWL).
4. PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk (PDES).
5. PT Astra Graphia Tbk (ASGR).
6. PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG).
7. PT Kokoh Inti Arebama Tbk (KOIN).
8. PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES).
9. PT Mas Murni Indonesia Tbk (MAMI).
10. PT Citatah Industri Marmer Tbk (CTTH).
11. PT Panorama Transportasi Tbk (WEHA).
12. PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM).
13. PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK).
14. PT Panin Sekuritas Tbk (PANS).
15. PT Radiant Utama Iterinsco Tbk (RUIS).
16. PT Verena Oto Finance Tbk (VRNA).
17. PT Mustika Ratu Tbk (MRAT).
18. PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN).
19. PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE).
20. PT Ekadharma International Tbk (EKAD).
21. PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA).
22. PT Trimegah Securities Tbk (TRIM).
23. PT Colorpark Indonesia Tbk (CLPI).
24. PT FKS Multi Agro Tbk (FISH).
25. PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI).

The Attractive Pictures











Saat Tepat Berinvestasi di Indonesia

Saat tepat untuk berinvestasi di Indonesia
(Oleh : Cameron R Hume *)

Indonesia sekarang ini menjadi negara penting untuk tujuan investasi asing. Dengan laju pertumbuhan 4,5% tahun lalu dan perkiraan meningkat menjadi 5,5%-6% pada tahun ini, Indonesia tengah memetik imbalan atas penerapan kebijakan ekonomi yang tepat dan pengelolaan utang yang bertanggung jawab.
Awal bulan ini, Organisasi Kerja sama dan Pembangunan Ekonomi (Organization for Economic Cooperation and Development/OECD) menaikkan peringkat klasifikasi risiko Indonesia ke posisi empat.
Hal ini memungkinkan bagi Bank Ekspor Impor (Exim) AS dan lembaga peminjam lainnya untuk menurunkan exposure fees hingga 20%-25%, yang berarti secara signifikan menurunkan ongkos pinjaman.
Ada berita yang lebih menggembirakan lagi. Kemarin AS dan Indonesia telah menandatangani perjanjian Korporasi Investasi Swasta Luar Negeri (Overseas Private Investment Corporation/OPIC). Kesepakatan ini merupakan isyarat bahwa Indonesia menyambut baik investasi asing.
Perjanjian baru tadi menyediakan tambahan dana sebesar US$1,4 miliar untuk kegiatan OPIC di Indonesia dalam bentuk pendanaan, asuransi risiko politik dan investasi.
Delegasi Bank Exim AS tiba hari ini menandai kedatangan mereka yang ketiga kalinya di Indonesia dalam waktu kurang dari setahun. Mereka datang untuk menjajaki peluang pendanaan/investasi di sektor infrastruktur, energi dan transportasi.
Energi bersih
Pada saat yang bersamaan, kegiatan Badan Perdagangan dan Pembangunan AS yang paling aktif di Asia Tenggara adalah di Indonesia, dengan proyek-proyek mulai dari pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sampai penerbangan.
Saat Menteri Perdagangan AS Gary Locke berkunjung ke Indonesia Mei nanti untuk membawa misi Energi Bersih, beliau akan menggarisbawahi betapa matang sektor tersebut sebagai sasaran investasi di Indonesia.
Sejumlah peraturan tengah diperbarui dan dirampungkan dalam persiapan untuk memperluas kapasitas PLTP di Indonesia.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) baru-baru ini menyelesaikan negosiasi untuk proyek PLTP Sarulla berkapasitas 340 MW di Sumatra Utara.
Proyek PLTP Sarulla merupakan contoh sempurna tentang bagaimana Indonesia dapat mencapai sasaran-sasarannya di bidang energi bersih dan keamanan energi melalui kemitraan dengan perusahaan internasional, dalam hal ini sebuah konsorsium antara Medco Energy International, Ormat International dan Itochu.
Saat ini Indonesia juga berusaha untuk meningkatkan akuntabilitasnya di sektor energi dan sumber daya alam dengan menjadi salah satu negara kandidat untuk program Prakarsa Transparansi Industri Ekstraktif (Extractive Industries Transparency Initiative/EITI).
EITI adalah sebuah komitmen untuk melakukan transaksi sumber-sumber daya alam secara transparan. Saat ini program EITI sedang menunggu persetujuan dari Presiden Yudhoyono, dan setelah beliau menandatangani persetujuannya, komitmen ini akan menjadi salah satu yang terkuat di dunia.
Industri kreatif
Sementara itu, Indonesia juga mencari berbagai peluang untuk mengembangkan industri kreatifnya, terutama di sektor perfilman. Produser film Eat, Pray, Love yang dibintangi Julia Roberts, melakukan pengambilan gambar di berbagai lokasi di Bali pada tahun lalu. Para produser acara televisi Survivor pun sedang mempertimbangkan Indonesia sebagai lokasi pengambilan gambar untuk musim berikutnya.
Perkembangan-perkembangan ini menandakan berakhirnya keengganan Hollywood untuk membuat film di Indonesia. Manfaat dari perkembangan ini jauh melebihi keuntungan ekonomisnya karena sebuah industri film yang terbuka dan maju adalah cara efektif untuk menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia sudah tidak lagi seperti yang digambarkan dalam film The Year of Living Dangerously. Sebuah babak baru dalam sejarah Indonesia telah dimulai.
Namun, berbagai kesempatan untuk maju tidak hanya terbatas pada model-model bisnis yang sudah lazim selama ini. Sembilan orang delegasi dari Indonesia akan berkunjung ke Washington DC 2 minggu lagi untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Kewirausahaan yang akan digelar oleh Presiden Barack Obama.
Para pemikir-pemikir kreatif ini merupakan contoh dari apa yang bisa dicapai dengan terbukanya berbagai kesempatan. Selain itu, Indonesia juga telah menunjukan minatnya untuk menjadi tuan rumah bagi kelanjutan dari KTT tersebut di tingkat lokal, yang akan ditujukan bagi para wirausahawan generasi berikutnya.
Indonesia membutuhkan investasi sedikitnya US$140 miliar untuk 5 tahun mendatang guna memperbaiki infrastruktur dan memenuhi target Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 6%-7% setiap tahunnya.
Dua pertiga dari pendanaan tersebut harus berasal dari investasi luar negeri. Pada Konferensi Tingkat Menteri Asia Pasifik tentang Infrastruktur, pemerintah Indonesia akan mengedepankan sejumlah proyek infrastruktur besar seperti jalan tol dan pembangkit tenaga listrik.
Dalam tahun-tahun mendatang, Indonesia akan mencari mitra investasi untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur lainnya melalui kemitraan antara pemerintah dan sektor swasta.
Di tengah tanda-tanda pertumbuhan ekonomi yang sehat dan stabilitas yang semakin tinggi, kini adalah saat yang tepat untuk berinvestasi di Indonesia.
Kami akan terus bekerja sama dengan rekan-rekan dari Indonesia untuk mendukung berbagai kebijakan dan program yang akan membuat Indonesia menjadi tujuan pertama bagi para pengusaha AS yang bersungguh-sungguh. Indonesia akan menyambut lebih banyak pebisnis internasional dan AS selalu siap menjadi mitranya. (Sumber : bisnis.com)

*Cameron R Hume adalah Duta Besar AS untuk RI

China's Economy Roars into 2010

China's economy began 2010 at a cracking pace, logging surprisingly strong 11.9 percent year-on-year growth in the first quarter that supports the case for tighter monetary policy to avert the risk of overheating.
The rate of expansion, the fastest since 2007 and above the median forecast of 11.5 percent in a Reuters poll, was flattered by a low base of comparison a year earlier, when the economy was reeling from the global financial crisis.
But economists said the figures, released on Thursday by the National Bureau of Statistics, were undeniably robust and would justify a firmer policy stance to nip inflation in the bud.
"We think in the absence of a dramatic fall in external demand, it is critical for the government to tighten policy more decisively than they have been doing in order to prevent overheating," Goldman Sachs economists Yu Son and Helen Qiao said in a note to clients.
So far this year the central bank has twice raised the proportion of deposits that banks must hold in reserve and has also aggressively drained cash from the banking system.
But unlike a clutch of Asian neighbours, including India and Malaysia, China has kept its benchmark interest rates unchanged even though it is leading the global recovery charge.
And unlike Singapore on Wednesday, it has not tightened financial conditions by pushing up its exchange rate -- despite intense pressure from Washington, most recently in talks in Washington on Monday between U.S. President Barack Obama and Chinese President Hu Jintao.
However, Glenn Maguire with Societe Generale in Hong Kong said the figures reinforced his conviction that a revaluation of the yuan, and a widening of its trading band, was imminent because subdued inflation did not warrant higher borrowing costs.
"This does not suggest an economy that is overheating. In line with that, it brings the yuan debate back to front and centre as likely to be the next policy move," he said.
Inflation Under Control Consumer prices rose 2.4 percent in the year to March, below market expectations of a 2.6 percent increase and down from 2.7 percent in February.
RELATED LINKS
Current DateTime: 01:55:40 15 Apr 2010LinksList Documentid: 36529180
Chinese Monetary Tightening Not that Close
Spotlight Complicates China's Currency Moves
Clash of Trade Titans a 'Disappointing' Sequel
Yuan Move to Boost These 7 Stocks
Why Asian Nations are Staying Quiet on Yuan
Factory gate prices also rose less than expected in the year to March, by 5.9 percent. Economists had tipped a 6.4 percent increase.
The soft inflation reading means the central bank may be reluctant to raise interest rates until June, when the rise in the consumer price index is likely to hit the government's 3 percent ceiling, said Ben Simpfendorfer, an economist with Royal Bank of Scotland in Hong Kong.
"Growth is running too hot; it requires policy tightening," he said. "So in short, it's a dangerous mix of numbers."
The central bank is mainly tapping on the brakes by enforcing a cut in this year's quota for new bank lending to 7.5 trillion yuan from a record 9.6 trillion yuan in 2009 when banks lent freely at the government's behest to support a 4 trillion yuan fiscal stimulus package.
The State Council, China's cabinet, promised on Wednesday after reviewing the incoming data to stick to the "appropriately loose" monetary stance and active fiscal policy first adopted at the height of the global financial crisis in late 2008.
But, in a possible sign of its willingness to contemplate tighter policy settings, the cabinet omitted a stock phrase used in its assessments last year that the economic recovery was not yet on a solid footing.
Regardless of the degree of tightening, economists said the first quarter was likely to prove to be the high watermark for growth this year, as the base of comparison will become increasingly demanding.
A Reuters poll issued on Wednesday projected 10 percent GDP growth this year, which will almost certainly catapult China past Japan and make it the biggest economy in the world after the United States.
Figures for March were also strong.
Retail sales rose 18.0 percent from a year earlier, in line with forecasts; industrial output expanded 18.1 percent, just a touch below expectations; and investment in fixed assets in urban areas such as roads and factories rose 26.4 percent in the first quarter, beating forecasts of a 26.0 percent increase.
"In 2009, China was among the first countries to recover. This year, the economy's momentum has increased. We are off to a good start," statistics office spokesman Li Xiaochao told a news conference.
But he added: "The global economy is recovering slowly and it is not yet balanced. Commodity prices are high and there are sovereign debt worries in some countries. So there are many uncertainties." (Source : cnbc.com)

Grafik IHSG Taanggal 15-4-2010


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini ditutup menguat 15,515 point (0,53%) dan berada pada level 2,900.530. Berikut ini adalah Grafik IHSG untuk jangka pendek.

Rabu, 14 April 2010

Photo Studi Banding D-3 KP ke Bank BNI Jakarta



Dalam upaya mendekatkan sisi akademik dan praktik, Program Studi Diploma Tiga FE UNS mengadakan Studi Banding ke Bank BNI Jakarta. Kegiatan ini diharapkan bisa memperkaya wacana pembelajaran di FE UNS khususnya.

Asia Stocks Advance as Recovery Accelerates

The Singapore dollar strengthened after the nation’s central bank revalued its currency, leading gains in Asia as economic reports showed the region is fueling the global rebound. Technology shares led stocks higher after Intel Corp.’s sales forecast beat analysts’ estimates.
The Monetary Authority of Singapore revalued its currency, sending it 1.2 percent higher against the dollar to S$1.3763 as the government said the economy will expand as much as 9 percent this year. South Korea’s won jumped 1.1 percent versus the dollar. The MSCI Asia Pacific Index gained 0.7 percent to 128.35 at 4 p.m. in Tokyo. Standard & Poor’s 500 Index futures rose 0.3 percent and the Stoxx Euro 600 climbed 0.3 percent to 269.53.
Accelerating growth in Singapore and the biggest drop in Korean unemployment in a decade underscored Asia’s leadership in the global recovery, with China’s first-quarter economic growth data due for release tomorrow. South Korea’s government bond ratings were upgraded from A2 to A1 at Moody’s. Intel’s forecast increased optimism as the U.S. earnings season starts.
“Companies are demonstrating that economic conditions are improving, while the data is still pointing to an ongoing theme of recovery,” said Prasad Patkar, who helps oversee $1.9 billion at Platypus Asset Management Ltd. in Sydney. “You now need to watch the underlying performance of the global economy once all the stimulus has washed through.”
DBS Advances
Singapore’s Straits Times Index advanced to crack the 3,000 level for the first time since June 2008, gaining as much 1.5 percent. The city-state raised its 2010 economic forecast for the second time this year. The previous prediction was for growth of as much as 6.5 percent. DBS Group Holdings Ltd., Southeast Asia’s biggest lender, climbed 5 percent.
Economists surveyed by Bloomberg News estimated China’s economy probably grew 11.7 percent in the first quarter, the fastest pace in almost three years. Property prices in China rose at a record pace in March, the National Bureau of Statistics said today on its Web site.
South Korea’s Kospi stock index rose 1.5 percent after the nation’s unemployment rate declined to 3.8 percent in March from 4.4 percent in February. The won appreciated to 1,112.15 per dollar. The rating upgrade for the nation’s debt “has been prompted by Korea’s demonstration of an exceptional level of economic resilience to the global crisis, while containing the government’s budget deficit,” Tom Byrne, a senior vice president at Moody’s, said in a statement.
Samsung Gains
KB Financial Group Inc. gained 4.5 percent and Shinhan Financial Group Co. added 3.1 percent. Samsung Electronics Co., the largest computer-memory chipmaker, climbed 2.1 percent after Intel forecast second-quarter revenue at $10.2 billion, plus or minus $400 million. Analysts had estimated $9.72 billion, according to a Bloomberg survey. Intel posted its earnings and forecast after U.S. markets closed and its shares rose as much as 3.6 percent in extended trading.
Tokyo Electron Ltd., the world’s second-largest maker of semiconductor equipment and an Intel supplier, jumped 3.6 percent after the company said orders climbed. Unisem Bhd., Malaysia’s biggest semiconductor packaging and test-services company, advanced 4.7 percent.
Malaysia’s ringgit followed the Singapore dollar higher, climbing 0.9 to 3.1958. The Thai baht strengthened 0.3 percent to 32.25, the strongest level since May 2008.
“Finally, Singapore’s GDP release represents the start of a series of strong Asian first-quarter numbers which will emphasize that central banks across the region have fallen significantly behind the curve,” said Robert Prior-Wandesforde, an economist at HSBC in Singapore.
Metals Climb
Copper futures on the London Metal Exchange gained 0.8 percent to $7,960 a metric ton. Aluminum rose 0.7 percent to $2,453 a ton.
The yen weakened for a fifth day against the euro, the longest losing streak in three months, as signs the global economy is recovering boosted demand for riskier assets.
“Risk appetite is improving, buoyed by solid economic data and corporate profits,” said Norihiro Tsuruta, chief strategist in Tokyo at Shinko Research Institute Ltd. ’’This will encourage a fund allocation shift away from the yen.’’
The Japanese currency fell against 15 of its 16 most-traded counterparts, declining 0.5 percent to 127.51 per euro. Europe’s single currency strengthened to $1.3647 in Tokyo from $1.3614 in New York yesterday.
Kiwi Drops
New Zealand’s dollar weakened against all major peers as a government report showed retail sales unexpectedly dropped in February, adding to signs the central bank will keep interest rates at a record low. New Zealand’s dollar fell 0.3 percent to 71.165 U.S. cents and 0.2 percent to 66.49 yen.
The cost of protecting Japanese corporate bonds from default was on course to fall to its lowest level since June 2008, with the Markit iTraxx Japan index dropping 2 basis points to 85 basis points, according to Deutsche Bank AG and CMA DataVision in New York. Indicators of corporate credit risk also fell in Australia and Asia.
Investors use the default-swap indexes to hedge against losses on corporate debt or speculate on creditworthiness, and the swaps typically fall as investor confidence increases.
The Markit iTraxx Asia index of 50 investment-grade borrowers outside Japan dropped 1 basis point to 89.5 basis points, while the Markit iTraxx Australia index fell 2 basis points to 77.5 basis points, Deutsche Bank prices show. A basis point is 0.01 percentage point.
Crude oil snapped five days of declines as a drop in the dollar made commodity investments more attractive. Oil rebounded from earlier lows today to trade at $84.34 a barrel in New York, up 0.4 percent. (Source : bloomberg.com)

Pasar Obligasi Asia Makin Berkembang

Pasar obligasi berdenominasi kurs lokal di kawasan Asia berkembang dramatis dalam beberapa tahun terakhir ini dengan total nominal 4,4 trilliun dollar AS pada akhir 2009. Namun, itu hanya setara tujuh persen dari posisi nominal obligasi global. Di dalamnya, obligasi perusahaan hanya mencakup 30 persennya saja.
Demikian siaran pers yang disampaikan ADB (Bank Pembangunan Asia) dari markas besarnya di Manila, Filipina, Rabu (14/4/2010) yang diterima Kompas di Jakarta, Rabu siang ini.
Sejak krisis moneter pada 1997-1998, pemerintah di Asia berupaya mengembangkan pasar obligasi mereka, antara lain dengan menerbitkan Inisiatif Pasar Obligasi Asia pada tahun 2002 . Selain itu, beberapa bank sentral di Asia, terutama yang tergabung dalam ASEAN+3 (sepuluh Negara anggota ASEAN plus China, Jepang, dan Korea Selatan) membentuk Asian Bond Fund (dana cadangan yang digunakan sebagai penjaminan obligasi) pada tahun 2003.
Salah satu produk utama kebijakan pengembangan pasar obligasi tersebut adalah Credit Guarantee and Invesment Facility (CGIF) . CGIF akan menyediakan modal sekitar 700 juta dollar sebagai back stop (penjaminan jika ada obligasi perusahaan swasta yang gagal bayar).
Ayun Sundari, Pejabat Hubungan Eksternal di Kantor Perwakilan ADB Indonesia menyebutkan, studi yang dilakukan ADB menunjukkan permintaan atas obligasi yang diperkaya oleh penjaminan seperti CGIF semakin meningkat secara signifikan. ADB memperkirakan permintaan atas obligasi di kawasan Asia akan mencapai 25 miliar dollar AS pada tahun 2020.
D engan adanya CGIF, perusahaan yang hanya memiliki peringkat utang antara BBB hingga A akan memperoleh manfaat maksimal. Sebab dengan menggunakan CGIF, perusahaan itu dapat menerbitkan obligasi dengan peringkat utang maksimal, yakni AAA (baca: triple A).
CGIF akan dikelola oleh delapan anggota dewan yang diambil dari 13 negara pemberi kontribusinya, termasuk Indonesia. Pemberian fasilitas CGIF akan dilakukan secara proporsional terhadap nilai modal yang disumbangkan oleh setiap pemerintahannya.
Saat ini sudah dipastikan, pemerintah China akan memberikan kontribusi sebesar 200 juta dollar AS, begitu juga Jepang 200 dollar AS, Korea Selatan 100 juta dollar AS, dan sepuluh Negara ASEAN dikombinasikan sebesar 70 juta dollar AS. Sehingga totalnya, mencapai 700 dollar AS. Negara-negara ASEAN adalah Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singap ura, Thailand, dan Vietnam. (Sumber : kompas.com)

Review Perdagangan Valas 14 April 2010

Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (14/4) ditutup menguat 18 poin (0,199%) terhadap dolar AS menjadi 9.007/9.010, ketimbang posisi kemarin di level 9.025/9.035. Berdasarkan data Bloomberg pukul 17.00 WIB rupiah ditransaksikan menguat 18,5 poin (0,204%) menjadi 9.009 per dolar AS.
Zulfirman Basir, periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures mengatakan, penguatan rupiah hari ini dipicu koreksi dolar AS terhadap mata uang regional Asia. Karena itu, rupiah menguat ke level 9.007. “Bahkan, sepanjang perdagangan, rupiah menguat ke level 8.899,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (14/4).
Menurutnya, dolar AS tertekan oleh revaluasi dolar Singapura. Hal ini berbarengan dengan menipisnya transaksi di pasar Asia. Akibatnya, dolar AS sangat mudah melemah terhadap mata uang Asia, termasuk rupiah.
Penguatan rupiah tidak mampu menembus level psikologisnya di 9.000, karena belum ada berita domestik yang cukup signifikan mengangkat mata uang ini. Rupiah hanya digerakkan faktor eksternalnya,” Akibatnya pasar cenderung profit taking sebelum menyentuh level psikologis,” ujarnya.
Terbatasnya penguatan rupiah hari ini, juga dipicu sikap wait and see investor atas dimulainya musim laporan keuangan perusahaan publik secara global untuk kuartal pertama 2010. Laporan earning di AS baru dimulai pekan ini. Dua pekan ke depan, akan disusul Jepang. “China juga sudah mulai merilis laporan keuangannya,” imbuhnya.
Sementara itu, di AS pasar masih menunggu rilisnya data retail sales dan pidato Gubernur The Federal Reserve, Ben Bernanke. Pasar memiliki sedikit kekhawatiran akan adanya kenaikan suku bunga. “Karena itu, rupiah susah tembus 9.000 ke bawah,” ucapnya.
Selama ini, Ben berkomitmen untuk mempertahankan suku bunganya di level rendah 0-0,25%. Hanya saja, pasar melihat statemen The Fed terakhir, bank sentral AS itu memberikan sinyal untuk mengetatkan moneternya jika keadaan ekonomi terus membaik.
Indikator ekonomi AS dalam sebulan terakhir mulai membaik seperti sektor manufaktur, sektor tenaga kerja dan sektor jasa. Hanya sektor perumahana yang belum menunjukkan performa yang cemerlang.
Nilai tukar rupiah sore ini terpantau ditransaksikan pada level 8.386 terhadap dolar Australia, di angka 12.294 terhadap mata uang gabungan negara-negara Eropa (euro), dan di level 6.529 terhadap dolar Singapura. Sementara itu, mata uang kawasan mendominasi penguatan terhadap dolar AS.
Hanya empat mata uang yang melemah. Yen Jepang turun 0,37% menjadi 93.545, dolar Australia terkoreksi 0,26% ke level 0.931, rupee India tertekan 0,0001% ke angka 44.474, dan yuan China melandai 0,0044% terhadap dolar AS ke posisi 6.825. Selebihnya, mata uang kawasan menguat.
Dolar Hong Kong naik 0,001% menjadi 7.760, dolar New Zealand terangkat 0,43% ke level 0.710, dolar Singapura menggeliat 1,11% ke angka 1.377, dolar Taiwan terdongkrak 0,35% ke posisi 31.446, won Korsel menanjak 1,04% menjadi 1.112, peso Filipina merangkak naik 0,35% ke level 44.515, ringgit Malaysia merambat naik 0,66% ke angka 3.202, dan baht Thailand terapresiasi 0,29% ke posisi 32.259 per dolar AS. (Sumber : inilah.com)

Review Perdagangan 14 April 2010

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya mampu bertahan di teritori positif. IHSG yang sempat tertekan di teritori negatif langsung berbalik arah cepat pada menit-menit akhir menjelang penutupan.Mengawali perdagangan, IHSG dibuka sempat melemah tipis 0,607 poin (0,02%) ke level 2.884,093. Namun IHSG langsung berbalik arah dan selama sesi I ini sempat mencapai titik tertingginya di 2.897,329.Namun secara perlahan, penguatan IHSG mulai luruh meski pada sesi I masih bisa ditutup positif. Mendekati sesi akhir, IHSG terus menerus ditekan di zona negatif, namun akhirnya berhasil ditutup menguat tipis.Koreksi atas saham PT Astra International Tbk (ASII), Telkom (TLKM) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) membuat IHSG nyaris berakhir di teritori negatif.Pada perdagangan Rabu (14/4/2010), IHSG akhirnya ditutup menguat tipis 0,315 poin (0,01%) ke level 2,885,015. Indeks LQ 45 juga melemah tipis 0,601 poin (0,11%) ke level 558,974. Bursa-bursa regional mayoritas juga menguat
Indeks Shanghai naik 4,93 poin (0,16%) ke level 3.166,18.
Indeks Hang Seng naik 17,90 poin (0,08%) ke level 22.121,43.
Indeks Nikkei-225 naik 43,67 poin (0,39%) ke level 11.204,90.
Indeks Straits Times naik 47,87 poin (1,61%) ke level 3.019,47. Perdagangan berjalan cukup meriah dengan frekuensi transaksi di seluruh pasar mencapai 144.700 kali pada volume 5.928 juta lembar saham senilai Rp 4,9 triliun. Sebanyak 113 saham naik, 83 saham turun dan 67 saham stagnan. Saham-saham paling aktif yang berhasil menguat harganya antara lain Timah (TINS) naik Rp 175 menjadi Rp 2.800, Medco Energi (MEDC) naik Rp 125 menjadi Rp 3.075, Semen Gresik (SMGR) naik Rp 100 menjadi Rp 8.200, PGN (PGAS) naik Rp 75 menjadi Rp 4.125, Aneka Tambang (ANTM) naik Rp 50 menjadi Rp 2.525.Sedangkan saham-saham paling aktif yang turun harganya antara lain ASII turun Rp 550 menjadi Rp 43.350, Telkom (TLKM) turun Rp 100 menjadi Rp 7.950, BRI (BBRI) turun Rp 200 menjadi Rp 8.500, Adaro (ADRO) turun Rp 25 menjadi Rp 2.150. (Sumber : detik.com)

Selasa, 13 April 2010

Review Perdagangan 13 April 2010

Review Perdagangan Tanggal 13 April 2010

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup naik 3 poin pada perdagangan hari ini dipicu oleh penguatan saham-saham sektor pertambangan dan saham-saham lapis dua.

IHSG dibuka turun tipis ke level 2.881,028 dibanding penutupan kemarin di level 2.881,333. IHSG sempat menyambangi zona positif di awal perdagangan. Namun akhirnya terjun ke zona negatif lantaran adanya serangan jual cukup masif pada saham-saham unggulan.

Sebagian besar saham-saham unggulan terjebak di teritori negatif sejak awal perdagangan. Hanya beberapa saham unggulan yang masih diburu investor, khususnya saham pertambangan seperti Bukit Asam (PTBA), Inco (INCO), Medco (MEDC) dan Aneka Tambang (ANTM).

Tentunya diiringi dengan beberapa saham unggulan lainnya seperti Unilever (UNVR), Indocement (INTP), PGN (PGAS) dan Bank Danamon (BDMN).

Saham unggulan lainnya mengalami koreksi dipimpin saham-saham grup Astra seperti Astra International (ASII), Astra Agro (AALI), United Tractors (UNTR) dan raksasa perbankan seperti Bank Mandiri (BMRI) dan BCA (BBCA).

Sementara sejumlah saham unggulan ditutup stagnan. Saham-saham lapis dua tampak menjadi incaran investor seperti Rig Tender (RIGS), Agis (TMPI), Triwira (TRIL), Indospring (INDS) dan sebagainya. Penguatan saham-saham lapis dua turun menopang penguatan IHSG hari ini.

Indeks saham perkebunan yang anjlok cukup dalam memberikan tekanan paling besar bagi penurunan IHSG sepanjang perdagangan hari ini diikuti dengan indeks saham sektor aneka industri.

Untungnya, menjelang penutupan perdagangan, perburuan saham-saham pertambangan berhasil mengangkat level IHSG hingga menembus zona positif.

Aktivitas investor asing juga didominasi aksi beli sebesar Rp 1,499 triliun, sedangkan aksi jual asing sebesar Rp 1,361 triliun. Nilai transaksi beli bersih asing (foreign net buy) sebesar Rp 138,326 miliar.

Pada perdagangan Selasa (13/4/2010), IHSG ditutup naik 3,367 poin (0,11%) ke level 2.884,700. Indeks LQ 45 juga naik 1,273 poin (0,22%) ke level 559,575.

Perdagangan berjalan sangat ramai dengan frekuensi transaksi di seluruh pasar mencapai 128.785 kali pada volume 5,574 miliar lembar saham senilai Rp 4,841 triliun. Sebanyak 93 saham naik, 109 saham turun dan 87 saham stagnan.

Bursa-bursa Asia didominasi koreksi pada perdagangan hari ini.

Indeks Shanghai naik 31,988 poin (1,02%) ke level 3.161,25.
Indeks Hang Seng turun 34,64 poin (0,16%) ke level 22.103,53.
Indeks Nikkei-225 turun 90,67 poin (0,81%) ke level 11.161,23.
Indeks Straits Times turun 6,31 poin (0,21%) ke 2.970,86.


Saham-saham yang berada di jajaran di top gainer antara lain Indocement (INTP) naik Rp 500 ke Rp 15.350, Unilever (UNVR) naik Rp 300 ke Rp 12.500, Bukit Asam (PTBA) naik Rp 300 ke Rp 18.050, Indospring (INDS) naik Rp 250 ke Rp 3.050, Mayora (MYOR) naik Rp 175 ke Rp 4.500.

Sedangkan saham-saham berada di jajaran top loser antara lain Astra International (ASII) turun Rp 650 ke Rp 43.900, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 450 ke Rp 27.150, Astra Agro (AALI) turun Rp 350 ke Rp 24.400, United Tractors (UNTR) turun Rp 200 ke Rp 18.600, BCA (BBCA) turun Rp 150 ke Rp 5.700 (sumber detik.com)

Asing Borong Saham di BEI

Asing Borong Saham di BEI

Derasnya arus modal asing ke Bursa Efek Indonesia (BEI) tak kunjung susut. Hingga perdagangan kemarin, dana asing yang mencatat pembelian bersih (net buy) telah mencapai Rp 4,291 triliun.Demikian berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti dikutip detikFinance, Selasa (13/4/2010).Pada periode Januari 2010, total nilai beli asing sebesar Rp 21,666 triliun, sedangkan nilai jual asing sebesar Rp 21,236 triliun, sehingga transaksi beli bersih asing sebesar Rp 430,199 miliar. Pada periode Februari 2010, aksi beli asing sebesar Rp 18,976 triliun, sedangkan transaksi jual asing sebesar Rp 20,984 triliun. Nilai transaksi jual bersih asing (net sell) sebesar Rp 2,007 triliun.Pada periode Maret 2010, asing melakukan pembelian sebesar Rp 42,409 triliun, sedangkan aksi jual asing sebesar Rp 37,487 triliun. Aksi beli bersih asing (net buy) mencapai Rp 4,921 triliun.Total nilai beli asing sepanjang triwulan I-2010 mencapai Rp 83,051 triliun, meningkat 229,77% dibanding periode yang sama tahun 2009 sebesar Rp 25,184 triliun.Total nilai jual asing pada triwulan I-2010 sebesar Rp 79,707 triliun, meningkat 217,68% dari periode yang sama tahun 2009 sebesar Rp 25,090 triliun.Nilai beli bersih asing (net buy) di triwulan I-2010 mencapai Rp 3,344 triliun, meningkat 3.457,44% dari triwulan I-2009 yang hanya sebesar Rp 94 miliar.Untuk periode 7 hari perdagangan sejak 1-12 April 2010, nilai beli asing mencapai Rp 12,932 triliun, sedangkan transaksi jual asing sebesar Rp 11,985 triliun. Nilai beli bersih asing selama periode tersebut sebesar Rp 947 miliar.Dengan demikian, hingga perdagangan kemarin, total nilai transaksi beli asing sepanjang tahun 2010 mencapai Rp 95,983 triliun, sedangkan transaksi jual asing sebesar Rp 91,692 triliun. Nilai transaksi beli bersih asing mencapai Rp 4,291 triliun pada periode tersebut.Seiring dengan itu, IHSG ditutup di level 2.881,333 pada perdagangan kemarin, naik 13,69% dari penutupan akhir tahun 2009 di level 2.534,356. Kenaikan ini sekaligus menjadi yang tertinggi diantara seluruh bursa saham di dunia yang rata-rata hanya naik dalam kisaran 1-6% di sepanjang 2010.Tak hanya itu, kapitalisasi pasar seluruh saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pun melejit tinggi. Pada penutupan tahun 2009, nilai kapitalisasi pasar seluruh saham masih sebesar Rp 2.019,00 triliun.Pada perdagangan kemarin, kapitalisasi pasar seluruh saham di BEI telah meningkat Rp 325 triliun (16,09%) menjadi Rp 2.344,00 triliun.Nilai rata-rata transaksi harian pun meningkat cukup besar. Pada penutupan akhir tahun 2009, nilai rata-rata transaksi harian masih di level Rp 4,046 triliun. Pada perdagangan kemarin, nilai rata-rata harian telah meningkat Rp 302 miliar (7,46%) menjadi Rp 4,348 triliun per hari (sumber detik.com)

Analisis Teknikal di Pasar Modal

Salah satu analisis yang sering dipakai oleh praktisi pasar modal adalah analisis teknikal. Analisis ini mendasarkan pada pergerakan harga di masa lalu yang dicerminkan dalam grafik/chart. Hal ini bisa dilihat pada uraian berikut ini.

The Inspiring Story

Akhir-akhir ini banyak muncul enterpreneur muda yang sukses. Mereka kebanyakan terjun dalam industri kreatif khususnya IT. Sepak terjang mereka banyak memberikan inspirasi bagi kita semua. Selengkapnya bisa dilihat di bawah ini.

Klik di sini

Teori Bank Sentral

Mengapa Bank Sentral perlu ada di suatu negara ? Keberadaannya dapat memperlancar roda perekonomian di suatu negara. Mengenai hal tersebut dapat dicermati pada penjelasan di bawah ini.

Klik di sini

SPPN

Proses dari perencanaan pembangunan nasional telah bergeser dari "top down" menjadi "bottom up". Bagaimana dampak dari pergeseran ini, dapat ditelaah pada file di bawah ini.

Klik di sini

Mekanisme Kliring Perbankan

Kliring perbankan dilakukan untuk menyelesaikan proses transaksi antara bank satu dengan bank lain. Ada istilah menang kliring, kalah kliring, gagal kliring dsb. Selengkapnya dapat dibaca pada uraian berikut ini.

Klik di sini

Lokakarya D3 KP

Kurikulum D3 didesain agar lulusannya lebih siap masuk pasar kerja. Oleh sebab itu kurikulumnya didesain lebih banyak muatan praktiknya dibanding teori. Untuk lebih lebih lengkapnya dapat dilihat pada uraian di bawah ini.

Klik Di Sini

Kamis, 01 April 2010

Instrumen Pasar Modal

Instrumen pasar modal diantaranya adalah saham, obligasi dan beberapa produk derivatif lainnya. Lihat pada file berikut.

Instrumen Paisar Modal

Lembaga Penunjang dan Profesi Pasar Modal

Ada beberapa lembaga penunjang dan profesi pasar modal, misalnya KSEI, KPEI, akuntan publik, notaris dan lain-lain. Selengkapnya dapat dilihat pada file di bawah ini.

Lembaga Penunjang

Pengantar Pasar Modal dan Pasar Uang

Pasar Modal dan Pasar Uang menjadi instrumen investasi yang semakin populer akhir-akhir ini. Pasar modal merupakan instrumen investasi yang bersifat jangka panjang sedangkan pasar uang merupakan instrumen investasi yang bersifat jangka pendek. Selengkapnya dapat dilihat pada file di bawah ini

Pengantar Pasar Modal